Latar Belakang: Stunting adalah keadaan tubuh yang pendek dan sangat pendek sehingga melampaui defisit -2 SD dibawah median panjang atau tinggi badan. Prevalensi kejadian stunting di Banjarmasin dengan kejadian tertinggi di Wilayah Kerja Puskesmas Basirih Baru sebesar 51,1 persen. Penelitian tentang faktor resiko kejadian stunting pada balita terkait dengan berat badan lahir.rnTujuan: Untuk mengetahui hubungan antara berat badan lahir dengan kejadian stunting pada balita Di Wilayah kerja Puskesmas Basirih BarurnMetode: Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian analitik dengan rancangan non probability sampling. Populasi adalah seluruh balita yang berkunjung di wilayah kerja Puskesmas Basirih Baru pada bulan April. Pengambilan sampel dilakukan secara accidental sampling dengan instrument penelitian berupa check list. Analisis stasistik yang digunakan adalah uji chi-square dengan taraf signifikan α=5%.rnHasil: Berdasarkan analisis data dari 92 sampel, didapatkan jumlah balita dengan stunting 59 orang (64,1%) dan berat badan lahir rendah 22 orang (23,9%) dengan uji square didapatkan hasil p value sebesar 0,335 nilai p value tersebut lebih besar dari 0,05, bearti Ha ditolak dan Ho di terima artinya tidak ada hubungan yang bermakna antara berat badan lahir dengan kejadian stuntingrnKesimpulan: berat badan lahir normal atau berat badan lahir rendah sama-sama memiliki peluang untuk mempunyai resiko terjadinya stunting rnrnKata kunci: Berat Badan Lahir, Stuntingrn rn rn